A.
WACANA
Wacana berasal dari bahasa Inggris discourse,
yang artinya antara lain
”Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan yang teratur dan semestinya.” Pengertian lain, yaitu ”Komunikasi
buah pikiran, baik lisan maupun
tulisan, yang resmi dan teratur.” Jadi, wacana dapat diartikan adalah sebuah tulisan yang teratur
menurut urut-urutan yang semestinya atau
logis.
1. Manfaat kerangka karangan
a. Pedoman
agar penulisan dapat teratur dan terarah.
b. Penggambaran
pola susunan dan kaitan antara ide-ide pokok/topik.
c.
Membantu pengarang melihat adanya pokok
bahasan yang menyimpang dari
topik dan adanya ide pokok yang sama.
d.
Menjadi gambaran secara umum struktur
ide karangan sehingga membantu
pengumpulan bahan-bahan pustaka yang diperlukan.
2. Langkah-langkah menyusun kerangka karangan
a. Menentukan
tema/topik karangan
b. Menjabarkan
tema ke dalam topik-topik/subtema
c. Mengembangkan
topik-topik menjadi subtopik
d. Menginvestaris
sub-sub topik
e. Menyeleksi
topik dan sub-subtopik yang cocok
f.
Menentukan pola pengembangan karangan
3.
Bentuk
kerangka karangan
a. Kerangka
kalimat, ialah kerangka karangan yang disusun dalam bentuk kalimat-kalimat lengkap yang menjabarkan
ide-ide pokok karangan.
b.
Kerangka topik, ialah kerangka karangan
yang dituangkan dalam bentuk
frasa dan klausa sehingga tampak lebih praktis.
Contoh kerangka kalimat
Membuka usaha warnet di
tengah perkembangan teknologi informasi.
1) Masuknya
ajaran komputer di sekolah-sekolah menambah pengetahuan tentang teknologi informasi.
2) Perkembangan
sarana komputer menjadi sarana jaringan informasi melalui
internet.
3) Penggunaan
internet menjadi kebutuhan remaja dan anak sekolah.
4) Memanfaatkan
minat remaja dan anak sekolah dengan membuka warnet.
Contoh kerangka topik
Antisipasi lonjakan
arus mudik lebaran:
1)
Jumlah Pemudik Lebaran
a) perkiraan
lonjakan jumlah pemudik
b) sarana
angkutan yang dipersiapkan
c) sarana
angkutan yang diandalkan
2) Pengaturan
jalur Jakarta-Surabaya
a) jalur
utara
b) jalur
selatan
c) kemacetan
lalu lintas dan usaha pencegahannya
d) Petunjuk
pemanfaatan jalur
a) dari
DLLAJR
b)
dari instansi terkait
B. JENIS-JENIS
WACANA
1. Narasi
Narasi
adalah
cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi diuraikan dalam
bentuk penceritaan yang ditandai oleh adanya uraian
secara kronologis (urutan waktu).
a)
Narasi yang berisi fakta, misalnya biografi
(riwayat seseorang), otobiografi/riwayat hidup seseorang yang
ditulisnya sendiri, atau
kisah pengalaman disebut dengan narasi ekspositoris.
b)
Narasi yang berisi cerita khayal/fiksi atau
rekaan seperti yang biasanya terdapat
pada cerita novel atau cerpen disebut
dengan narasi imajinatif.
Unsur-unsur
penting dalam sebuah narasi adalah:
1) kejadian,
2) tokoh,
3) konflik,
4) alur/plot.
5)
latar yang terdiri atas latar waktu,
tempat, dan suasana.
Tahapan
menulis narasi, yaitu sebagai berikut.
1)
menentukan tema cerita
2)
menentukan tujuan
3)
mendaftarkan topik atau gagasan pokok
4)
menyusun gagasan pokok menjadi kerangka
karangan secara kronologis
atau urutan waktu.
5)
mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Contoh:
Kunjungan ke Museum Fatahillah
(1) persiapan
keberangkatan
(2) perjalanan
menuju stasiun Kota
(3) tiba
di tempat tujuan
(4) mengamati
peninggalan zaman penjajahan Belanda
(5) berkumpul
kembali di depan ”Meriam Jagur”
(6)
persiapan pulang
2. Deskripsi
Kata
deskripsi berasal dari bahasa latin discribere yang berarti gambaran, perincian,
atau
pembeberan. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil
pengamatan, perasaan dan pengalaman penulisnya.
Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan
pengalaman penulis sehingga seolah-olah
pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek tersebut.
Dilihat
dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu:
a)
Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah
deskripsi yang menggambarkan objek
benda sesuai kesan/imajinasi si penulis.
b)
Deskripsi faktual/ekspositoris ialah
deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta
yang dilihat.
Tahapan
menulis karangan deskripsi, yaitu:
a) menentukan
objek pengamatan
b) menentukan
tujuan
c) mengadakan
pengamatan dan mengumpulkan bahan
d) menyusun
kerangka karangan
e)
mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Contoh:
Laporan lokasi banjir di DKI Jakarta
1) Banjir
di wilayah Jakarta Timur
a) Duren
sawit
b) Klender
c) Kampung
Melayu
2) Banjir
di wilayah Jakarta Pusat
a) Pramuka
b) Salemba
c) Tanah
Abang
3) Banjir
di wilayah Jakarta Barat
a) Karangan
deskripsi dapat juga dibuat dengan mengamati bentuk
b)
informasi nonverbal seperti grafik,
tabel, atau bagan.
3. Eksposisi
Kita
eksposisi berasal dari bahasa Latin exponere yang berarti memamerkan, menjelaskan, atau
menguraikan. Karangan eksposisi adalah karangan
yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan
informasi dan memperluas
pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisibiasanya digunakan pada
karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk
seminar, simposium, atau penataran. Untuk mendukung akurasi
pemaparannya, sering pengarang eksposisi
menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram, tabel, atau bagan dalam
karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapat berbentuk uraian proses, tahapan,
cara kerja, dan sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi, definisi, dan
klasifikasi.
Berikut contoh-contoh pengembangan karangan
eksposisi:
a)
Contoh eksposisi dengan pengembangan
ilustrasi
Kepemimpinan seorang Bapak dalam rumah
tangga bak nakhoda
mengemudikan kapal. Bapak menjadi kepala keluarga yang
bertanggung jawab terhadap istri dan keluarganya. Sama seperti nakhoda yang mampu memimpin dan
melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya. Bila kepemimpinan kepala keluarga baik, akan baiklah keluarga tersebut,
sama halnya dengan kapal yang
dikemudikan nakhoda.
b)
Contoh eksposisi dengan pengembangan
definisi.
Telepon genggam yang lebih dikenal
dengan sebutan ponsel (telepon
seluler) atau HP (hand phone) merupakan alat komunikasi yang berbentuk kecil serta ringan.
Selain mudah digenggam serta dibawa
ke mana-mana, bentuknya yang mungil memudahkan orang
untuk berkomunikasi di mana saja berada. Telepon genggam adalah produk canggih era komunikasi
nirkabel, telepon tanpa kabel.
Dengan variasi bentuk, merek, dan model yang selalu baru, jenis telepon ini banyak diminati
berbagai kalangan masyarakat.
c)
Contoh eksposisi dengan pengembangan
klasifikasi.
Ada dua jenis tanaman mini. Pertama,
tanaman mini yang bukan asli
mini. Bila ditanam di tanah, ia akan tumbuh besar
dan normal seperti biasa. Bila ditempatkan di pot kecil, pertumbuhannya jadi lambat. Tanaman
jenis ini misalnya, tanaman
palem udang, pohon rhapis, pohon asem, beringin, dan
jambu kerikil. Jenis kedua tanaman mini asli yang aslinya memang kecil. Tanaman ini kalau ditanam
di tanah tidak dapat besar
seperti ukuran biasa (normal). Jika ditanam di pot kecil, ia akan makin kecil, mungil, dan cantik.
Tanaman ini antara lain agave,
chriptanthus panseviera, dan anthurium chrystallium.
d)
Contoh
karangan eksposisi dari suatu peristiwa.
Dua pekerja yang tertimbun tanah longsor
akhirnya ditemukan oleh petugas
kepolisian setelah sejak kemarin mereka menggali gundukan pasir setinggi sepuluh meter. Dari sejak subuh
kemarin hingga pukul 03.00 WIB penggalian
terus dilakukan dengan menggunakan backhoe. Penggalian yang memakan waktu hampir 20 jam itu
berakhir saat dua korban berhasil
ditemukan. Mundari ditemukan dalam keadaan tubuh melingkar. Sementara Itok ditemukan dalam kondisi
mengenaskan.
Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu sebagai
berikut.
(1)
menentukan objek pengamatan,
(2)
menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi,
(3)
mengumpulkan data atau bahan,
(4)
menyusun kerangka karangan, dan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Pengembangan
kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian berikut:
1).
Urutan topik yang ada
Pola urutan ini berkaitan dengan penyebutan
bagian-bagian suatu benda,
hal atau peristiwa tanpa memproritaskan bagian mana yang terpenting. Semua bagian
dianggap bernilai sama.
2).
Urutan klimaks dan antiklimaks
Pola penyajian dimulai dari hal yang mudah/yang
sederhana menuju
ke hal yang makin penting atau puncak peristiwa dan sebaliknya untuk anti-klimaks.
4.
Argumentasi
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi
pendapat, sikap, atau penilaian
terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis.
Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan
kebenaran pendapat pengarang. Karangan
argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat dengan
memaparkan alasan-alasan yang rasional dan logis.
Tahapan
menulis karangan argumentasi, sebagai berikut.
(1) menentukan tema atau topik
permasalahan,
(2) merumuskan tujuan penulisan,
(3) mengumpulkan data atau bahan
berupa: bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung,
(4) menyusun kerangka karangan, dan
(5) mengembangkan kerangka menjadi
karangan.
Pengembangan kerangka karangan
argumentasi dapat berpola sebabakibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan
masalah.
1)
Sebab-akibat
Pola urutan ini bermula dari
topik/gagasan yang menjadi sebab berlanjut topik/gagasan yang
menjadi akibat.
Contoh:
a. Sebab-sebab kemacetan di DKI
Jakarta
a)
Jumlah
penggunaan kendaraan
b)
Ruas
jalan yang makin sempit
c)
Pembangunan
jalur busway
b. Akibat-akibat kemacetan
a) Terlambat sampai di kantor
b)
Waktu
habis di jalan
2)
Akibat-sebab
Pola urutan ini dimulai dari
pernyataan yang merupakan akibat dan dilanjutkan dengan hal-hal
yang menjadi sebabnya.
Contoh: Menjaga kelestarian hutan
1. Keadaan hutan kita
2. Fungsi hutan
3. Akibat-akibat kerusakan hutan
3)
Urutan
Pemecahan Masalah
Pola urutan ini bermula dari
aspek-aspek yang menggambarkan masalah
kemudian mengarah pada pemecahan masalah.
Contoh: Bahaya narkoba dan upaya
mengatasinya
1. Pengertian narkoba
2. Bahaya kecanduan narkoba
a. pengaruh terhadap kesehatan
b. pengaruh terhadap moral
c. ancaman hukumannya
3. Upaya mengatasi kecanduan
narkoba
4. Kesimpulan dan saran
Ciri-ciri karangan argumentasi adalah:
1. menjelaskan pendapat, gagasan, dan keyakinan,
2. berisi alasan-alasan yang diperjelas dengan fakta dan
bukti berupa contoh, gambar, angka, statistik, grafik, peta,
denah, dan lainlain,
3. mengupas persoalan secara analisis-sintesis, dan
4. berisi gagasan-gagasan yang menarik keyakinan pembaca
sebagai upaya untuk mempengaruhinya untuk menerima dan
membenarkan gagasan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar